• Breaking News

    BACA BERITANYA TERBARU DISINI

    Minggu, 23 Oktober 2016

    DUARRR BOOOM, LEDAKAN GAS LPG 50 KG BEKASI 22 OKTOBER 2016


    Menurut Adilah, material milik PHD yang menghantam kantornya itu membuat empat kendaraan mengalami kerusakan. Material tersebut di antaranya, berupa kanopi dan pintu masuk milik PHD.



    Tabung gas yang meledak mengakibatkan beberapa bangunan dan rumah di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, hancur dan mengalami kerusakan.

    Informasi yang diperoleh redaksi menyebutkan ledakan bersumber dari tabung milik PHD (Pizza Hut Delivery) di Jalan Raya Hankam Rt 04/05 Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Berdasarkan keterangan saksi mata, ledakan terjadi Minggu (23/10), sekitar pukul 06.20 WIB. Ledakan tersebut mengakibatkan seluruh bangunan PHD hancur, serta sebagian bangunan Alfamidi dan tiga rumah yang ada di dekat lokasi kejadian rusak. Satu mobil yang diparkir dekat lokasi juga rusak.
    Hingga saat ini belum diketahui apakah ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Aakah itu berasal dari bom teroris atau sekedar ledakan alat alat masak seperti gas elpiji


    SUMBER BeritaSatu.com


     TABUNG GAS ELPIJI 50 KG MELEDAK !

    Sebuah ledakan dahsyat terjadi di sebuah restoran cepat saji, Pizza Hut Delivery (PHD), di wilayah Jatiwarna, Bekasi, Minggu 23 Oktober 2016, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan tersebut, meluluhlantakan gedung PHD yang berada di Jalan Raya Hankam, nomor 37, RT 04 RW 05, Kelurahan Jatimelati, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat.Saat ledakan terjadi, gerai PHD belum buka dan belum ada karyawan yang bertugas. Meski tidak ada korban jiwa, ledakan tersebut sangat dahsyat, hingga menyebabkan bangunan tiga lantai PHD rata dengan tanah.

    Bahkan, sejumlah bangunan dan kendaraan yang berada dalam radius 20 meter di lokasi kejadian, ikut rusak akibat kuatnya dampak ledakan. Sebagian bangunan Alfamidi, yang berlokasi di samping PHD, hancur dan atap tiga rumah di sekitarnya runtuh, serta satu unit mobil yang parkir di depan Alfamidi milik pengunjung, rusak terkena reruntuhan atap bangunan.Kepolisian melaporkan, sebanyak enam karyawan Alfamidi mengalami luka ringan, saat berada di dalam gedung Alfamidi, akibat terkena reruntuhan atap, dan dua warga lainnya juga mengalami luka ringan. Dahsyatnya ledakan pun menyebabkan panik warga setempat.

    Pihak Kepolisian masih menyelidiki penyebab pasti ledakan yang diduga berasal dari tabung elpiji 50 kilogram (kg). “Dugaan awal ledakan, berasal dari tabung gas ukuran 50 kg dari dalam PHD,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Awi Setiyono.Untuk mengantisipasi terjadi ledakan susulan, aparat Kepolisian memprioritaskan untuk mengevakuasi tabung elpiji lain yang berada ada di sekitar lokasi."Elpiji 50 kg yang meledak satu, tetapi di lokasi masih ada beberapa," ujar Kapolres Kota Bekasi, Kombes Pol. Umar S. Fana, di lokasi, Minggu 23 Oktober 2016.

    Untuk memindahkan tabung itu, Kepolisian meminta bantuan pihak PT Pertamina sebagai pihak yang memahami persoalan tabung gas. Selain itu, untuk mencegah korsleting arus listrik, Kepolisian juga menghadirkan petugas dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).Selain mematikan arus listrik, Kepolisian juga meminta alat berat dikerahkan untuk membersihkan puing-puing. Hal ini, lantaran banyaknya puing-puing bangunan yang menyulitkan proses identifikasi penyebab ledakan. Tak hanya itu, akses Jalan Raya Hankam di depan lokasi, juga ditutup sekitar 20 meter. “Mobil dialihkan memutar,” ucapnya.
    Sementara itu, salah seorang warga, Adilah (49), pemilik perusahaan ekspedisi, mengatakan, ledakan membuat sejumlah material dari restoran cepat saji itu terlempar hingga sejauh 30 meter dan mengenai kantornya.  "Saya lihat, barang-barang dan material di restoran itu terlempar sampai-sampai menghancurkan pagar kantor saya," kata Adilah.


    Pemicu ledakan

    Kabid Balistik Metalurgi Forensik, Kombes Ulung Kanjaya mengatakan, meski diduga kuat ledakan berasal dari tabung gas elpiji 50 kg, namun hingga saat ini timnya masih menyelidiki pemicu ledakan. Timnya juga masih melakukan pengamanan terhadap lokasi kejadian perkara.
    Sayangnya, pihak Kepolisian masih kesulitan melakukan identifikasi, karena lokasi kejadian masih tertutup oleh reruntuhan bangunan. Kepolisian menunggu alat-alat berat menyingkirkan semua reruntuhan, demi keamanan.
    Mencari, apakah ada yang akan meledak lagi. Kalau sudah aman, baru labfor masuk. Tapi sekarang, ini kan barang bukti masih tertimpa reruntuhan, harus disingkirkan dahulu," ujarnya, saat ditemui di tempat kejadian perkara, Minggu 23 Oktober 2016.

    Ulung pun menyatakan, proses identifikasi saat ini cukup alot, sebab dikhawatirkan dinding-dinding yang tepat berada pada bangunan sumber ledakan akan ikut runtuh. Tak hanya itu, dampak ledakan juga membuat beberapa kabel listrik terputus, sehingga sangat berbahaya jika dilalui tanpa hati-hati.
    Ia menyebutkan, proses penyidikan diperkirakan membutuhkan waktu dua hari.  "Prosesnya sebenarnya tidak sulit, selama dua hari. Jadi, disingkirkan dulu, baru dicari pusat ledakannya itu," ucapnya.

    Ulung menginformasikan, untuk mengetahui tingkat ledakan seperti yang ditimbulkan, tentunya ada beberapa prosedur dalam penyidikan, mulai dari tim Gegana, Inafis, Kedokteran Kepolisian, dan tim Disaster Victim Identification. Namun, pihaknya menduga saklar listrik sebagai pemicu ledakan gas.
    "Kalau tidak ada aktivitas, kalau gasnya sudah melebihi ketinggian, saklar listrik bisa jadi pemicu. Ini masih didalami, apakah itu bisa terjadi. Maka kita masih mencari usai ledakan gas," ungkapnya.

    Pizza Hut berjanji bertanggung jawab

    Sementara itu, Operations Manager Pizza Hut Delivery (PHD), Kamaludin enggan untuk bicara banyak terkait kasus ledakan yang diduga berasal dari tabung gas elpiji 50 kg di dalam gerai PHD di Jalan Raya Hankam No 37 RT 4/5, Pondok Melati, Bekasi, Minggu pagi, 23 Oktober 2016.
    Dia menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak Kepolisian, untuk menyelidiki penyebab pasti ledakan tersebut. "Saya tidak bisa berbicara banyak, tunggu kabar dari Kepolisian saja," kata Kamaludin, Minggu.
    Adapun terkait sejumlah bangunan yang ada di sekitar, Kamaludin menyatakan pihaknya akan bertanggung jawab atas kerusakan sejumlah bangunan itu."Saat ini, kami masih menunggu kabar dari kantor pusat. Namun, yang pastinya, kami akan bertanggung jawab atas insiden ini," ujar Kamaludin.
    Dikutip dari siaran persnya, General Manager PT Sarimelati Kencana (Pizza Hut), Andrias Chandra menyesalkan peristiwa ledakan di salah satu outlet PHD. Dia menyatakan, pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan pihak berwenang.

    "Saat ini, kami tengah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mencari tahu penyebab dari insiden tersebut. Kami akan memberikan komentar lebih jauh, apabila proses penyelidikan telah selesai," katanya.
    Dia juga menyatakan, pihaknya telah mengirim karyawannya untuk memastikan para korban mendapatkan perawatan terbaik. Sebanyak empat korban luka telah mendapat perawatan di rumah sakit.
    Selain itu, pihaknya juga telah menyewakan satu rumah bagi satu keluarga yang rumah dan tempat usahanya terdampak akibat insiden. Bagi warga yang merupakan para pedagang makanan yang terkena ledakan akan turut mendapatkan ganti.

    "Kami akan memberikan komentar lebih jauh, apabila proses penyelidikan telah selesai," ujarnya.
    Sementara itu, pihak PT Pertamina yang merupakan produsen tabung elpiji juga menyatakan tengah bekerja sama dengan pihak Kepolisian untuk menyelidiki penyebab ledakan di PHD Jatiwarna.
    VP Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, timnya bersama polisi masih mengecek, apakah benar ledakan berasal dari tabung elpiji, atau tidak. Pihaknya sedang dalam proses memastikan, apakah tabung gas tersebut bersertifikasi sah dari Pertamina atau tidak.
    "Tim sedang cek bersama polisi, ledakan apakah benar karena tabung elpiji, atau tidak. Kepolisian katanya sudah mulai masuk ke sana," katanya kepada VIVA.co.id di Jakarta, Minggu.
    Diutarakannya, tim Pertamina akan memeriksa kondisi tabung, menyelidiki, apakah gas keluar dari tabung, kondisi fentilasi di dalam gedung, saklar listrik, dan jaringan gas untuk mengetahui penyebab ledakan tabung 50 kg tersebut.

    Dia menjamin keamanan tabung elpiji milik Pertamina dan tak akan mudah meledak.
    "Kita akan cek semua, biasanya kalau tidak ada kebocoran gas yang keluar, tabung aman tidak akan meledak," ujarnya.
    Wianda menjamin, semua kemasan tabung elpiji Pertamina memiliki standar keamanan yang mampu menahan tekanan sampai sepuluh kali lipat dari isinya. Sehingga, aman bila pengunci tabung tidak dicabut dan tidak ada kebocoran gas.

    "Bila tidak dipakai gasnya tetap aman di dalam tabung," ucapnya.
    Wianda mengungkapkan kasus-kasus ledakan yang ditemui di masyarakat adalah tabung yang digunakan bukan dari jalur distribusi resmi Pertamina.
    "Di Depok, tabung gas ternyata berisi air. Kita tusuk spindel-nya keluar air. Itu bukan dari jalur distribusi Pertamina, tetapi oknum yang jual langsung ke masyarakat," katanya (vivanews)




    KORBAN LEDAKAN
    Satu korban ledakan tabung gas di sebuah restoran cepat saji di Jalan Raya Hankam, Jatimurni, Pondok Gede, Bekasi, dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Minggu (23/10/2016).
    Korban, Efrizal (14) dirujuk ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur lantaran mengalami luka yang cukup parah dibagian kepala.

    Awalnya, Efrizal menjalankan perawatan di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi. Namun keluarganya tidak mampu membayar saat dimintai Rp 60 juta untuk biaya operasi.
    "Kalau sekarang kondisinya sudah sadar, tadi dibawa ke rumah sakit swasta, disana tidak bisa pakai BPJS,makanya kami rujuk ke RS P Polri. Disini kami bilang saja ini pasien dari PHD yang meledak gas di Bekasi, tadi sudah tanggung jawab kapolsek Pondok Gede," kata Edi kakak Efrizal di RS Polri.

    Menurutnya, saat ini adiknya tersebut mengalami luka parah pada bagian kepala.
    "Kepala robek delapan sentimeter, hanya agak sampai kebatok kepala, jadi sekarang harus scan ulang lagi disini," katanya.Diberitakan sebelumnya, ledakan yang merusak bangunan di Jalan Hankam, Jatimurni, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu (23/10/2016) sekitar pukul 07.20 WIB, berasal dari tabung gas 50 kilogram miliki restoran cepat saji Pizza Hut Delivery (PHD).
    Kapolsek Pondok Gede, Kompol Sukadi yang berada di lokasi ledakan menyebut tidak ada korban jiwa dalam ledakan di Alfamidi Raya Hankam Bekasi. Mereka yang mengalami luka-luka ialah, Purwaningsih (21) warga Pondok Melati, Kota Bekasi. Karyawan Alfamidi ini menderita luka lecet di kening. Selanjutnya, Nur Hidayat (18) warga Pondok Melati, yang juga karyawan Alfamidi.
    Nur menderita luka memar di tangan akibat terkena reruntuhan atap. Ketiga, Astuti (64) warga sekitar lokasi ledakan PHD menderita luka di kepala akibat terkena reruntuhan genteng.

    Bahkan, rumah Astuti yang berada di belakang PHD ikut hancur dalam ledakan dahsyat tersebut.
    Keempat, Sukmawijaya (54) yang tinggal disamping restoran PHD mengalami lecet di bagian pipi dekat bibir. Terakhir, Afrizal (14) menderita luka di bagian kepala akibat terkena batu lontaran ledakan.
    Selain lima korban, ledakan tabung elpiji ini juga mengakibatkan sejumlah bangunan rusak. Bangunan yang rusak di antaranya, restoran PHD yang berukuran 50 meter persegi hancur total.
    Kemudian, minimarket Alfamidi rusak parah, satu unit mobil Honda Jazz B 1764 KVK milik pengunjung Alfamidi. Satu unit kontrakan rumah dua tingkat milik warga bernama Untung Sangaji.
    Selanjutnya, tiga unit bangunan toko (hancur bagian atap) yang berada di samping kiri PHD. Serta dua unit bangunan berupa rumah makan dan satu ruko yang hancur sebagian. (TRIBUNNEWS)

     4 ORANG TERLUKA 36 Bangunan Rusak

    Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari General Manager Pizza Hut Delivery (PHD) Indonesia, setidaknya ada 4 orang menjadi korban dalam ledakan di outlet PHD Jatimelati, Kota Bekasi, Jawa Barat yang terjadi Minggu pagi tadi sekitar pukul 06.30 WIB. Pihak PHD menyatakan akan memberikan bantuan penuh untuk biaya pengobatan korban luka ledakan PHD Bekasi. PHD juga meminta agar seluruh korban diberikan layanan kesehatan terbaik.

    "Ada 4 orang totalnya. Tiga sudah boleh pulang, satu kita minta rujuk ke RS Kramat Jati. Semua kami tanggung biaya perawatannya," ucap GM PHD Indonesia Andrias Chandra di lokasi kejadian, Bekasi, Minggu (23/10/2016).

    Sementara untuk rumah warga dan bangunan lain yang hancur atau rusak akibat dampak dari ledakan, pihak kepolisian telah mendata sedikitnya ada 36 rumah dan bangunan yang rusak dan hancur."Hingga saat ini yang sudah melaporkan ada 36 (rumah dan bangunan). Semua masih dalam penyelidikan," ujar Kepala Bagian Operasional Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Agung Leksono.Restoran cepat saji Pizza Hut Delivery (PHD) di Jalan Hankam, RT 04 RW 05, Kelurahan Jatimelati, Pondok Melati, Bekasi, meledak pada Minggu pagi. Ledakan diduga bersumber dari tabung gas berukuran 50 kilogram milik PHD. Di dapur tersebut terdapat 3 tabung gas berukuran 50 kg


    TIM GEGANA KUNJUNGI TKP 

    Tim Gegana dan Puslabfor Polri pagi ini kembali mendatangi lokasi ledakan diduga karena tabung gas 50 kg di gerai Pizza Hut Delivery (PHD) di Pondok Melati, Bekasi. Polisi lebih dulu mengevakuasi tabung yang bocor."Yang jelas hari ini kita fokus evakuasi terhadap bangunan yang runtuh ini dan selang tabung gas masih ada yang berasap," ujar Kapolsek Pondok Gede, Kompol Sukadi di lokasi, Senin (24/10/2016).Ada 4 tabung gas 50 kg yang berada di lokasi. Dua tabung sudah kosong, sedangkan sisanya masih berisi gas.


    Tim Gegana Datangi Lokasi Ledakan PHD Pondok Melati Bekasi


    Pantauan detikcom, lokasi ledakan dijaga ketat. Garis polisi masih terpasang di sekeliling lokasi. Tampak pula 10 personel Gegana, termasuk tim Puslabfor. "Puslabfor untuk memastikan apakah ada unsur kelalaian dan Gegana untuk mengetahui apakah ada unsur lain selain tabung gas yang mengakibatkan ledakan," katanya.Menurut Sukadi sudah ada 11 orang yang diperiksa terkait ledakan yang terjadi pada pukul 06.40 WIB, Minggu (23/10). Mereka yang diminta keterangan di antaranya penghuni rumah yang berada di belakang gerai, karyawan PHD termasuk pegawai Alfamidi yang bangunannya ikut rusak karena kerasnya ledakan. "Sampai saat ini masih belum ada (kelalaian). Dari karyawan yang semalam dimintai keterangan itu masih menjawab sesuai prosedur operasional yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut," imbuh dia.Di lokasi ledakan, puing-puing runtuhan bangunan belum dibersihkan. Hingga pukul 09.20 WIB belum ada alat berat yang mengangkut puing tersebut.

    Tim Gegana Datangi Lokasi Ledakan PHD Pondok Melati Bekasi 
    Foto: Ibnu Hariyanto-detikcom

    (DETIK.COM)

    DIKIRA ADA PERANG, AKBP UNTUNG SANGAJI LANGSUNG AMBIL SENJATA

    AKBP Untung Sangaji, polisi yang menjadi pahlawan teror dan bom Thamrin menjadi salah satu saksi ledakan gerai Pizza Hut Delivery (PHD) di Bekasi. Untung sempat mengira itu situasi 'peperangan'.

    "Tadi pagi, saya mau lari pagi. Terus saya dengar itu ada ledakan. Saya sempat kembali pulang ke rumah, ambil senjata. Saya kira ada perang," kata Untung Sangaji di Jl. Raya Hankam, Pondok Melati, Bekasi, Minggu (23/10/2016).

    Nama Untung Sangaji meroket pada Januari lalu saat dia terlibat baku tembak dengan salah satu pelaku teror bom Thamrin. Adegan tersebut diabadakikan melalui beberapa video yang diambil oleh warga di sekitar kejadian.

    Untung yang kala itu mengenakan pakaian putih-putih kebetulan sedang berada di dekat lokasi teror. Kolaborasi Untung dengan ajudannya, Ipda Tamat berhasil melumpuhkan seorang pelaku bom.Kembali ke ledakan Bekasi, saat bunyi terdengar, Untung sudah keluar rumah untuk lari pagi. Kontrakan Untung yang lokasinya tak jauh dari PHD juga rusak terkena imbas.

    Untung yang saat ini masih berdinas di Pusdik Polair Mabes Polri ini langsung membantu seorang ibu yang tempat tinggalnya terkena dampak ledakan.

    "Setelah itu saya ke lokasi. Saya lihat udah banyak puing. Saya ke rumah warga, bantu ibu-ibu yang rumahnya hancur," ujar Untung yang sempat ingin menjadi Bupati Seram Barat, Maluku._detik.com_

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Popular