• Breaking News

    BACA BERITANYA TERBARU DISINI

    Kamis, 17 Februari 2022

    Profil Novi Amelia Model Majalah Dewasa Yang Tewas Bunuh diri Di Apartemen Kalibata



    Model majalah dewasa, Novi Amelia, ditemukan tewas di lantai dasar Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Rabu 16 Februari 2022. Novi Amelia adalah model kelahiran Medan, 1 Desember 1987, Tutup usia pada usia 34 Tahun. 

    Novi Amelia diduga tewas akibat bunuh diri. Hal tersebut disampaikan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto."Iya dia (korban) awalnya duduk di balkon, terus dari saksi menyampaikan 'mohon jangan loncat'. Itu disampaikan dari bawah. Saksi naik ke atas, tapi pintu di kunci dari dalam. Akhirnya saksi dobrak. Tapi almarhumah sudah loncat," kata Budhi saat dihubungi, Rabu 16 Februari 2022.

    Lantas siapakah sebenarnya sosok Novi Amelia? Diketahui Novi memulai karier sebagai model sejak 2004 saat hijrah ke Jakarta dari kampung halamannya di Tebing Tinggi, Sumatera Utara.

    Novi Amelia sempat menjadi perhatian pada 2012 silam lantaran kasus kecelakaannya di Tamansari, Jakarta Barat. Kala itu, dia mengendarai mobil hanya dengan mengenakan bra dan celana pendek ketat. Novi juga diketahui menyetir dalam kondisi tidak sadar.

    Berikut profil singkat dan deretan kasus Novi Amelia yang sempat curi perhatian sebelum akhirnya ditemukan tewas diduga bunuh diri . Perempuan yang sempat membuat heboh dengan penampilannya ini lahir 1 Desember 1987. Dia memulai karier sejak 2004 saat pertama kali hijrah ke Jakarta dengan menjadi model majalah dewasa Popular. Namun, Novi Amelia sempat berhenti menjadi model majalah pria dewasa pada 2009 karena urusan asmara. Selain menjadi model, Novi Amelia pernah merilis album pop dangdut pada 2008. Namun, berbagai persiapannya promosi di media gagal di tengah jalan karena Novi merasa tak siap terjun sebagai penyanyi.

    Pada 2012 silam, Novi Amelia tersandung kasus kecelakaan di Tamansari, Jakarta Barat. Kala itu, dia mengendarai mobilnya hanya dengan mengenakan pakaian dalam dan celana pendek ketat, juga diketahui menyetir dalam kondisi tidak sadar.Saat itu, foto-foto Novi yang hanya mengenakan pakaian dan celana pendek ketat sempat beredar di dunia maya. Dalam rangkaian gambar itu, dia terlihat berada dalam sebuah ruangan yang diduga kantor polisi dengan tangan terborgol.

    Saat proses hukumnya berjalan, tepatnya pada 1 Juli 2013, Novi kembali mengamuk saat naik ojek di flyover Mampang, Jakarta Selatan. Tiba di Pancoran, ia turun dari motor dan berlari. Ia bahkan nyaris tertabrak mobil, namun berhasil diamankan tukang ojek, Suhendar, yang dibantu polisi. Ia sempat mencekik Suhendar, membuka kancing baju, dan membuang pakaian dalamnya, sebelum diamankan di Mapolres Jakarta Selatan.

    "Sampai di Polsek Mampang, disamperin sama polisi. Masih ngaco tuh ngomongnya. Nantangin polisi. Ia buka baju, kancing semua. Terus teriak 'aku rela diperkosa sama polisi,'" kata Suhendar.

     
    Novi kembali mengamuk pada September 2013 di tempat kosnya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Ia akhirnya dibawa temannya ke Mapolsek Setiabudi. Di sana, Novi mengamuk lagi, bahkan sempat akan membuka bajunya, tapi dicegah para polwan. Petugas akhirnya membawa Novi ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO). Dalam persidangan kasus kecelakaan, Novi sempat mengungkap masih mengikuti terapi di RSKO untuk menghilangkan gangguan psikis yang diderita.

    Novi juga mengaku, kondisinya telah membaik setelah menjalani perawatan di RSKO sejak November 2013. Selain itu, dia mengaku terus mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter RSKO. "Satu hari saya minum empat pil, pagi dan malam. Kata dokter, kalau tidak minum obat, saya bakal ngamuk lagi," ujar Novi.

    JPU Pengadilan Negeri Jakarta Barat menuntut Novi selama tujuh bulan penjara. Novi didakwa melanggar pasal primer Pasal 312 dan pasal sekunder Pasal 310 ayat 2 Undang-Undang RI No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan ancaman pidana selama tujuh bulan penjara.

     
    Tak cukup sampai di situ, pada Desember 2016, Novi Amelia kedapatan diamankan ke Panti Dinas Sosial DKI Jakarta di Kedoya, Jakarta Barat, lantaran mengamuk di pinggir jalan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Saat diperiksa, lapor kanal Showbiz, Novi tidak membawa kartu tanda pengenal. Kasudin Sosial Jakarta Selatan saat itu, Mursidin menyebut apa yang dilakukan Novi adalah perbuatan yang sangat mengganggu ketertiban umum. Dia pun dikirim ke Panti Dinas Sosial DKI Jakarta di Kedoya untuk dibina.

    Merdeka.com melaporkan, ayahanda Novi, Suhardi, seolah tidak heran dengan tingkah laku anaknya yang kerap berteriak-teriak hingga membuat heboh orang sekitar. Ia mengatakan, Novi sudah cukup lama mengalami Depresi. "Sejak ke Jakarta, ia Depresi. Kalau di sini (kampung), ia enggak suka begitu kok (teriak-teriak di tempat umum). Biasa-biasa saja," kata Suhardi.

    Maka itu, Suhardi mengaku sempat ragu mengizinkan bungsu enam bersaudara itu untuk kembali ke Jakarta."Tapi anaknya keras, enggak bisa dilarang. Akhirnya ia berangkat sendiri siang-siang," ucap dia.
    Sebelumnya, Novi Amelia sempat menetap di kampung halamannya di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, selama enam bulan. Ia disebut tidak mempunyai pekerjaan tetap saat itu.

    "Di rumah saja begitu," jelas Suhardi. Hingga akhirnya pada Rabu 16 Februari 2022, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Solpanit mengatakan kematian LA atau Novi Amelia pertama kali diketahui sekuriti.

    Berdasarkan keterangan, korban sempat menunjukkan gelagat mencurigakan sebelum ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. "Sekuriti lari ke atas. Tiba-tiba dari lantai delapan ternyata pintu sudah terkunci dari dalam. Di dobrak sama sekuriti, ia (korban) sudah mendarat di bawah," ujar Ridwan.

    Ridwan menerangkan, kasus dugaan bunuh diri ditangani Polsek Pancoran. Saat ini, beberapa saksi sedang dimintai keterangan."Ada saksi yang diperiksa dengan beberapa sekuriti apartemennya," ucapnya.

    Tanggapan Penulis 

    Menjadi seorang publik figur atau orang ternama bukan hal yang mudah, secara materi memang terlihat bergelimang, tapi belum tentu secara batin mereka bahagia, kasus amelia menurut kami dia sudah lama kecanduan obat terlarang, untuk mengurangi stres dia pasti larinya ke obat obatan, ketika kehabisan obat pasti akan berbuat nekad sampai bunuh diri itu sudah takdir akhir pecandu obat terlarang.

    Kerasnya kota metropolitan yang menuntut semua penghuninya tunduk kepada doktrin materialisme membuat mereka semua lupa bahwa hidup ini juga akan mengalami kematian, mereka lupa kebutuhan rohani sibuk mengejar keduniawian, berakhir stres dan kecanduan obat terlarang.

    Sudah bukan rahasia lagi apartemen kalibata city sebagai tempat favorit kalangan atas yang ingin mengahiri hidupnya, selain terkenal sebagai apartemen open booking para wanita tunasusila juga memang sudah banyak yang mengahiri hidupnya dengan lompat dari atas apartemen, sehingga kesan angker dan seram memang selalu meliputi apartemen ini.
     
    Kasus amelia membuat kita harusnya lebih banyak bersyukur, meski kita tak sesempurna fisik dan materi seperti mereka paling tidak tuhan masih memberikan kebahagiaan berupa keluarga yang utuh dan keimanan. Itu adalah kekayaan terbesar didunia ini tidak bisa dibeli. Semua orang bisa kaya membeli barang mewah apa saja tapi belum tentu mampu membeli kebahagiaan keluarga, padahal kadang diperoleh dengan cara yang sederhana tanpa mengeluarkan uang pun bisa. 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Popular