Sebagamaina dari joglosemar.co dilaporkan terjadi Insiden gantung diri yang dilakukan salah satu santri Ponpes Darul Mustofa di Desa Salam, Karangpandan, Sarip Jamaludin (24) akhirnya menemukan titik terang. Adanya keganjilan perilaku yang ditunjukkan oleh santri asal Blok 1 RT 1/1, Desa Sepat, Kecamatan Sumberjaya, Majalengka, Jabar itu diduga menjadi pemicu aksi harakiri yang dilakukannya pada Jumat (4/8/2017) petang.
Kisah keganjilan Sarip yang baru sebulan masuk pondok itu, terungkap dari keterangan rekan-rekan santri yang mengetahui keseharian aktivitas korban selama di pondok hingga sebelum gantung diri. Saat diinterogasi petugas, sejumlah santri mengaku sering memergoki korban melakukan aktivitas tak lazim.Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak mengungkapkan berdasarkan hasil olah TKP menyimpulkan korban meninggal dunia murni karena gantung diri dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun penganiayaan.Hal itu diperkuat dari hasil visum tim medis yang juga tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Hasil pemeriksaan dari dokter
menyatakan korban meninggal dunia kurang lebih 4-5 jam dari pemeriksaan. Tidak ada tanda kekerasan, pada leher ditemukan tanda melingkar bekas tali untuk menggantung," paparnya.
Sementara dari keterangan sejumlah santri dan ustad di Ponpes tersebut kepada petugas, menurutnya diperoleh keterangan korban merupakan santri baru yang kurang lebih satu bulan menjadi santri di Ponpes tersebut.
Dari beberapa rekannya, juga menyampaikan sebelumnya korban memang menampakkan beberapa keganjilan dan tindakan tak lazim.
"Karena pernah diketahui adzan, qomat dan sholat sendiri diruang Imam masjid," tuturnya.
Setelah dilakukan visum, pihak kepolisian langsung menghubungi pihak keluarga korban di Majalengka dan jasad korban kemudian dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan.
Seperti diberitakan, Sarip ditemukan tewas menggantung pada rangka atap jemuran pakaian di pondoknya sekira pukul 16.00 WIB oleh beberapa teman santri yang menghuni Ponpes beralamat di Dukuh Gudangan RT 1/3, Desa Salam, Karangpandan tersebut.
Penemuan jasad santri tersebut diketahui pertama kali oleh dua temannya, Ahmad Arifin (20) santri asal Dukuh Sumberan RT 11/2, Desa Beji, ANdong, Boyolali dan Adi Multi (26) santri asal Gedangan RT 1/3, Desa Salam, Kecamatan Karangpandan.
Ahmad yang hendak mengambil pakaian di jemuran kaget mendapati salah satu rekan santrinya itu sudah tergantung di rangka atap rumah tempat jemuran pakaian.Mendapati hal itu, ia langsung memberitahu teman-temannya dan kemudian bersama rekannya melakukan pertolongan dengan cara memotong tali nilon warna kuning yang digunakan untuk korban menggantung.
Tali itu dipotong dengan gunting pemotong rumput kemudian bersama-sama menurunkan jasad korban untuk di bawa ke gazebo sebelah tempat jemuran.Mereka kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Karangpandan yang ditindaklanjuti dengan olah TKP oleh petugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar